Kalau ditanya apa 1 makanan yang gak akan pernah bosen dimakan? Tanpa ragu, pasti bakal jawab BAKSO!
Dari kecil sampai seperempat abad, gak pernah bosen sama buntelan daging sapi yang satu ini. Kalau pergi ke tempat baru, pasti selalu sempetin waktu buat nyobain bakso. Saking sukanya sama bakso, sampai terlahiran postingan ini 😂. 

1. Bakso Teknis Cak Nan, Stasiun Pondok Cina


Setiap ada yang minta rekomendasiin kedia bakso, pasti kedai ini selalu ada di urutan pertama. Harganya murah dan rasanya enak.
Bakso Tenis alias bakso urat besar ini harganya cuman Rp20.000, sepori dapat 1 bakso tenis, 2 bakso kecil, dan 1 tahu bakso. Tipe kuah bening dan gurih. Kalau mau ke sini, jangan pas jam makan karena bakal ngantri banget😂.

2. Bakso Gajah Mungkur, Stasiun Depok Lama

Sudah tidak terhitung berapa kali makan di sini! Ada bakso super urat seharga Rp21.000, kalau mau pakai Indomie cuman nambah Rp4.000 aja! Setiap pesan pasti selalu dapet 2 potong tetelan ukuran sedang. Bude penjualnnya juga ramah-ramah❤️.

3. Bakso De RIJAL, Stasiun Gongdangdia

Awalnya ke Stasiun Gondangdia mau nyoba Mie Ayam yang lagi viral, tapi tutup. Coba explore, dan ketemu lah dengan kedai Bakso De RIJAL. Karena aku datang selepas buka puasa, jadi baksonya sudah tidak lengkap. Tinggal bakso telur dan urat saja, bakso kecilnya pun tinggal sedikit. 
Walau tidak lengkap, penjualnya tetap memberikan pelayanan terbaik buat pembeli. Seperti yang aku alami. Bayar Rp20.000 dapat 2 bakso urat dan 1 bakso kecil. Kuah bening dengan cita rasa gurih. Kalau lagi main di dekat Stasiun Gondangdia mau mampir lagi dan nyobaian bakso rusuknya!

4. Bakso Gondrong, Tebet

Kalau ditanya bakso apa yang enak di daerah Tebet, pasti banyak yang nyaranin "Bakso Gondrong". Bakso gerobokan yang selesai ramai diburu. Walau di pinggir jalan, soal rasa tidak perlu diragukan! Cukup bayar Rp23.000 sudah dapat seporsi bakso urat dan bonus tetelan. BTW sambel di sini enak!
Ada cerita tersendiri waktu perdana makan di sini. Karena lokasinya di pinggir jalan, sempat mikir "Kalau tiba-tiba hujan gimana ya?"
Begitu sudah selesai makan dan mau bayar, tiba-tiba hujan dan semua pada pontang-panting ngebuka payung. 

5. Bakso Klenger Bahana, Depok

Terakhir ada dalah satu kedai bakso yang lagi viral banget, kalau mau beli harus rela antre dan punya stok kesabaran yang tebal. Demi nyobain 4 varian menu, aku perlu bolak-balik sampai 4 kali ke sini😂.
Bakso Klenger
Pertama ada Bakso Klenger seharga Rp30.000. Bakso jumbo isian daging cingcang ditambah dengan tetelan dan tulang rangu, serta disiram kuah lava pedas bercampur chili oil.
Varian bakso jumbo lainnya ada Bakso Lava kalau ini tipe bakso beranak. Di dalamnya ada bakso kecil, telur puyuh, dan sambal. Sesuai namanya, bakso ini siram dengan kuah lava. Untuk rasa sejujurnya tidak terlalu berbeda, antara bakso klenger dengan lava. Menurutku, bakso klenger rasanya lebih manis. Waktu beli Bakso Lava harganya sudah naik, jadi Rp35.000.
Selain varian bakso jumbo, ada juga varian bakso biasa seperti urat, telur, sampai mozarela. Kali ini aku nyobain bakso urat. Sesuai dengan yang di foto, bakso ini full urat, yang kalau digigit pasti krenyes-krenyes.
Harganya murah, sekitar Rp15.000 udah dapat 1 bakso urat dan 3 bakso kecil. Aku sudah 2 kali mesan bakso urat, dan untuk ukuran baksonya agak beda.
Di kunjungan pertama, bakso urat yang aku dapat bentuknya agak lonjong. Sementara di kunjungan kedua baksonya bulat. 
Gak cuman aneka bakso, Bakso Klenger Bahana juga ada menu lain seperti Mie Ayam, Yamin, dan Chili Oil. Aku sempat pesan Mie Chili Oil. Bumbunya gurih pedas dan manis.

Bonus!

Ini bukan bakso, melainkan saudaranya😂, yakni Cilok Kuah Sukabumi. Posisi kedainya gak terlalu jauh dari Bakso Klenger Bahana. Untuk harga mulai Rp5.000-Rp20.000. Kalau yang aku pesan ini seharga Rp15.000, dapat 3 cilok kecil dan 1 cilok beranak isinya ada telur ayam!
Pssst, ada rekomendasi bakso lainnya?





Bakso

22 March 2025

Keputusan buat ke Blok M diambil dalam 1 menit setelah kedai bakso yang mau aku dan teman kunjungi tutup. Jadi selama di perjalanan sambil riset mau makan apa kita di Blok M, dan bertemulah dengan Pujasera. 

Sebuah perjalanan tak terduga yang sangat melelahkan...

Bakmi Khas Jaksel jadi tujuan utama kami ke Pujasera, lihat dari beberapa video di TikTok sepertinya sangat mengiurkan, dan harganya masih masuk bugdet. 

Selama perjalanan, kami berekspetasi jika Pujasera seperti food court yang sering kami singgahi, tempatnya luas dan tenant berkumpul di satu ruangan. Ternyata Pujasera tidak seperti itu, bentuknya memanjang dan ada banyak blok. 

Saking rumitnya, kami sampai nyasar 3 kali demi semangkuk bakmi. Sekedar saran, kalau mau makan di Pujasera ada baiknya mengingat blok tenant dan patokan lokasi. Biar tidak nyasar seperti kami XD.

Bakmi yang mau kunjungi ada di Blok J-69, dekat dengan Kuliner Toba (area non-halal). FYI walau ada di blok yang sama, tetap ada pemisah antara kuliner halal dan non-halal, jadi aman.

Begitu sampai di tujuan, berita buruk menyambut kami. Bukan, bukan kedainya tutup melainkan stok mi habis. Jadi harus menunggu sekitar 15 menit, tetapi tak kunjung datang. 

Karena cacing di perut sudah berdemo, akhirnya coba cari makanan lain dan bertemu dengan "Ayam Celup Mang Asep". Cukup dengan Rp25.000,00 sudah dapat ayam bakar, nasi, sambal, dan sayur goreng (lupa ini sayur apa XD). Sebenarnya di sini juga ada bakmi, sayangnya sudah habis. Rasa masakannya sesuai dengan seleraku, pedas manis dan gurih. Bakal balik ke sini lagi kalau mampir ke Pujasera. 

Perut sudah terisi, tapi kami masih penasaran dengan tujuan utama kami. Untungnya kali ini semesta mendukung. Stok mi sudah ada, dan tidak perlu antre!

Aku pesan Bakmi Kuah Komplit seharga Rp38.000,00. Porsinya banyak, terutama irisan daging sapi. Rasa kuah yang gurih dan berempah, ngebuat aku penasaran mau nyicipin menu lainnya. Sepertinya Misoa akan menjadi menu selanjutnya yang akan aku pesan.

Kira-kira, apa ada saran makanan yang wajin dicicipi jika berkunjung ke Blok M?

Lika Liku Pujasera

12 March 2025

"Hai"
Agak aneh sebetulnya memilih kata tersebut sebagai awalan di surat ini. Sangat bertolak belakang dengan judulnya, bukan? Namun setelah aku pikirkan, itu adalah kata yang paling cocok. 

Setelah setiap tahunnya berjuang mati-matian demi berdamai dengan takdir, akhirnya aku bisa menyusulmu untuk mengakhiri kisah kita yang sudah kadaluarsa.

Angka delapan yang menyatukan kita, kini membantuku untuk melepaskan ego yang terus memeluk bayangan dirimu.

Jika ini adalah momen terakhir aku bisa mengenangmu, maka aku akan menyimpan karaktermu sebagai cinta pertama yang mengajarkan banyak hal. 

Benang merah yang mengikat kita berdua memang cukup rumit dan sedikit menyebalkan. Tetapi tetap ada hal indah yang selalu membuat hatiku berdebar. 

Kembali ke halaman pertama di mana kisah kita dimulai. Itu rasanya sangat manis. Setiap harinya ada hal baru yang aku rasakan.

Sampai detik ini, aku masih tak percaya jika pernah dicintai oleh orang sepertimu. Ada kalanya aku bingung, kenapa kamu tetap mencariku saat itu? 

Meski kebahagiaan tak menjadi satu-satunya emosi yang aku rasakan, tetapi aku tetap bersyukur pernah bertemu denganmu.

Jika garis takdir kita kembali bersinggungan di kehidupan kali ini, atau di mana pun Sang Ilahi mengizinkan, aku harap kita bisa saling menyapa dengan penuh sukacita. 

Tak perlu kembali menjadi sepasang kekasih, cukup menjadi kawan yang saling mendoakan satu sama lain.

Sebelum surat ini mencapai akhir, aku mendoakan kebahagiaanmu. Di mana pun kamu berada, apapun yang kamu lakukan. Aku harap, Tuhan selalu melindungimu dan mempermudah urusanmu. 

Terima kasih sudah hadir di hidupku, terima kasih sudah berkenan menjalani kontrak belajar denganku, terima kasih sudah mengajarkanku tentang apa itu cinta, terima kasih atas segala hal yang sudah kamu lakukan. 

Kisah kita memang indah, tetapi sudah mencapai batasnya. Meski tidak ada lagi kesempatan untuk bertukar canda, aku selalu mendoakan kebahagianmu. 

Untukmu yang aku temui saat musim panas terakhir di bangku SMP, selamat tinggal.

Foto oleh Pixabay dari Pexels


Selamat Tinggal

01 March 2025