Surat Patah Hati

21 November 2023


Photo by Nur Yilmaz on Pexels
Hai, apa kabar? Aku rasa tidak akan pernah mendapat jawabannya. Menulis surat ini pun sepertinya bukan untukmu, melainkan bagian kecil di dalam diri ini yang hanya ingin memuaskan ego. 
Butuh beberapa minggu memikirkan hal apa yang ingin aku sampaikan untuk memberi makan ego ini hingga kenyang.
Sejak kamu beristirahat, aku selalu menunggumu kembali. Mengharapkan setidaknya bisa bertukar cerita bersamamu sekali lagi. Namun sayang, kamu pergi lebih dulu dibadingkan rencanaku. 
Sekadar mengucapkan salam perpisahan pun aku tak punya nyali, apa lagi menahanmu. Memang siapa aku? Aku hanyalah orang asing yang tidak tahu siapa sebenarnya sosokmu, namun justru menaruh hati padamu.
Aku sangat menyukai waktu yang kita habiskan bersama. Momen di mana kita saling bertukar tawa sambil bersandiwara.
Tak seperti sepasang kekasih yang sedang dimabuk asmara, melainkan dua teman dekat yang suka bercanda gurau. Anehnya aku tetap bisa merasakan, betapa aku dicintai dengan tulus olehmu.
Ah... tulus? Mungkin ini hanya delusi semata. Di mana, kamu memang datang untuk membuatku merasa dicintai. Akan tetapi, otak ini justru menghadirkan ilusi yang mengaburkan akal sehat.
Katanya tidak ada yang kebetulan di dunia ini, dan kurasa benar. Pertemuan kita sudah dituliskan oleh para bintang di langit. Sayangnya, aku tak punya kuasa untuk mengubah dongeng.
Jadi, bolehkah aku berharap kita bertemu kembali di nebula lain? Dengan alur cerita yang lebih nyaman, tanpa perlu mengenakan topeng maupun memenuhi skenario.
Tak perlu menjadi dua insan yang terikat kontrak romansa, cukup menjadi sepasang telinga untuk satu sama lain.
Teman, terima kasih sudah mencintaiku sesuai durasi.

1 comment :